Pekembangan Pendidikan dan Pembelaan Negara di Indonesia

Dari jaman Belanda, pendidikan hanyalah untuk kaum laki-laki yang kaya dikarenakan perempuan untuk menjaga rumah tangganya dan itu juga. Meskipun ada anak laki-laki yang ingin bersekolah tapi miskin itu mungkin tidak bisa. Akan tetapi pada saat adanya sesosok Dewi Sartika yang menunjang pendidikan untuk perempuan, pendidikan diperbolehkan untuk kaum hawa. Perempuan hanya belajar tentang cara menjahit. Transportasi tidak ada jadi mereka harus pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Materi yang diajarkan pun tidak banyak, seperti menjahit dan bertani. Pendidikan di Indonesia ada juga yang mengajarkan tentang berperang atau menjaga diri serangan musuh. Semua harus dikerjakan harus lah dilakukan dengan sikap yang sabar dan mempunyai sikap membela negara , bangsa , dan tanah air nya.
Pada jaman waktu lampau seperti itu mereka belajar dengan tekun dan disiplin. Akan tetapi pelajar pada jaman sekarang banyak bermalas-malasan dan tidak disiplin meskipun biaya pendidikan sudah gratis, fasilitas sekolah lengkap, materi yang lengkap, dan transportasi menunjang. Pelajar laki-laki kebanyakan jaman sekarang hanya bisa bermain game, tawuran, dan melakukan kriminal, tetapi pelajar perempuan kebanyakan melakukan pekerjaan yang positif, seperti belajar, membantu orang yang kesusahan, dan tidak kasar. Kita tahu bahwa jarang pelajar jaman sekarang melakukan bela negara.
Kita sebagai pelajar harusnya mengetahui cara membela negara, dengan cara menjaga pulau-pulau Indonesia dari negara lain. Kita harus cari hikmah dari Pulau Sipadan dan Ligitan yang direbut Negara Malaysia dikarenakan Negara Malaysia membelokkan garis perbatasan antara Indonesia dan Malaysia dan kita tidak mempedulikannya. Kita sebagai pelajar juga harus mengerti PKN atau pendidikan kewarganegaraan yang bertujuan untuk menghasilkan anak bangsa yang sadar akan hal Pulau Sipadan dan Ligitan.

AYO KITA BELAJAR DENGAN TEKUN DAN DISIPLIN AGAR KITA PINTAR DAN BISA MENJAGA KEBUDAYAAN INDONESIA DARI KEPUNAHAN